Pukulan Telak Karier Mees Hilgers: Cedera ACL Hantam Bek Incaran Timnas Indonesia, Masa Depan di FC Twente di Ujung Tanduk

Pukulan Telak Karier Mees Hilgers: Cedera ACL Hantam Bek Incaran Timnas Indonesia, Masa Depan di FC Twente di Ujung Tanduk

Enschede, Belanda – Kabar buruk menimpa bek tengah keturunan Indonesia, Mees Hilgers. FC Twente secara resmi mengonfirmasi melalui akun media sosial X bahwa Hilgers mengalami cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) saat menjalani sesi latihan pekan ini. Vonis ini bukan hanya mengakhiri sisa musimnya, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar mengenai kelanjutan kariernya, terutama di tengah ketidakpastian posisinya di klub.

Baca Juga : Dampak Skandal Naturalisasi: Pelatih JDT Xisco Munoz Sesalkan Hukuman FIFA Atas Tiga Pilar Kunci

“Mees Hilgers mengalami cedera lutut saat latihan minggu ini. Penelitian menunjukkan adanya cedera ligamen krusiatum,” tulis pernyataan resmi FC Twente.

Cedera ACL, yang dikenal sebagai salah satu mimpi buruk terburuk bagi atlet profesional, terjadi di saat yang paling krusial bagi pemain berusia 24 tahun tersebut.

Dari Konflik Internal ke Cedera Parah

Cedera parah ini terjadi di tengah masalah internal yang sudah membayangi Hilgers. Sebelumnya, sang bek diketahui sedang terlibat perselisihan dengan klub yang menyebabkan ia tersisih dari skuad utama Twente musim 2025/2026. Hingga pekan ke-11 Eredivisie, Hilgers belum mencatatkan satu pun penampilan resmi, menempatkannya dalam posisi yang rawan jelang bursa transfer berikutnya.

Cedera ACL menuntut waktu pemulihan yang panjang, biasanya berkisar antara 6 hingga 9 bulan, bahkan lebih untuk mencapai performa puncak. Ini berarti, Hilgers dipastikan absen hingga akhir musim dan akan melewatkan seluruh jendela transfer yang mungkin memberinya kesempatan mencari klub baru.

Ancaman Red Flag dalam Bursa Transfer

Dampak terbesar dari cedera ACL adalah stigma yang melekat di bursa transfer. Riwayat cedera ligamen krusiatum sering kali menjadi red flag utama bagi klub pembeli, yang khawatir akan performa jangka panjang dan potensi kambuh.

Beberapa kasus transfer besar menunjukkan betapa sensitifnya klub terhadap riwayat cedera ini:

  • Victor Boniface: Penyerang Nigeria ini, meski tampil impresif bersama Bayer Leverkusen, nyaris gagal pindah ke AC Milan pada bursa transfer musim panas lalu. Transfernya batal, meskipun kesepakatan administrasi sudah tercapai, lantaran ia tidak lolos tes medis karena memiliki riwayat cedera ACL.
  • Gabriel Milito: Legenda Argentina ini pernah gagal bergabung dengan raksasa Spanyol, Real Madrid, pada tahun 2003 dengan biaya transfer $\text{3,5 juta euro}$ (sekitar $\text{Rp } 67,1 \text{ miliar}$) setelah tim medis Madrid menemukan adanya masalah pada lututnya akibat cedera ACL yang pernah diderita saat membela Independiente.

Bagi Mees Hilgers, yang statusnya sudah ‘dibekukan’ Twente dan membutuhkan kepastian karier, riwayat cedera ACL kini membuatnya kian sulit menarik minat klub-klub baru yang sedang mencari bek dengan jaminan kebugaran.

Bertambahnya Julukan ‘Kaki Kaca’

Vonis ACL menambah panjang daftar riwayat cedera yang pernah diderita bek yang menjadi incaran utama PSSI untuk memperkuat Timnas Indonesia ini. Sejak bergabung dengan FC Twente pada 2020, Hilgers memang dikenal memiliki kerentanan cedera yang cukup tinggi.

Rentetan cedera minor hingga sedang yang rutin dialami membuatnya sempat dicap sebagai pemain “kaki kaca” (glass ankle/leg), sebuah julukan yang diberikan kepada atlet yang sering mengalami cedera berulang. Cedera ACL ini meningkatkan kekhawatiran bahwa riwayat medis Hilgers akan terus menjadi penghalang besar bagi konsistensi performa dan perkembangan karier internasionalnya.