Naples – Raksasa Serie A, Napoli, tengah berada dalam sorotan tajam menyusul hasil-hasil yang tidak konsisten di awal musim 2025–2026. Situasi ini diperparah dengan dilema taktis di lini tengah, khususnya mengenai kolaborasi dua bintang barunya, Scott McTominay dan Kevin De Bruyne (KDB).
Baca Juga : Keyakinan Tegar Igor Tudor: Juventus “Di Jalur yang Benar” Meski Dua Kali Tumbang Beruntun
Fabio Capello, mantan pelatih Timnas Inggris dan legenda sepak bola Italia, turut angkat bicara. Capello menilai duet gelandang tersebut justru mengingatkannya pada kesulitan yang ia hadapi saat mencoba menyatukan Steven Gerrard dan Frank Lampard di skuad The Three Lions pada periode 2007–2012.
Awal Musim yang Berliku di Bawah Conte
Setelah sempat membuka musim Liga Italia dengan empat kemenangan beruntun, momentum Il Partenopei terhenti. Juara bertahan Liga Italia itu baru saja menelan kekalahan memalukan 2-6 dari PSV Eindhoven pada matchday ketiga Liga Champions 2025–2026. Dalam lima laga terakhir di semua kompetisi, Napoli hanya mampu meraih dua kemenangan dan menelan tiga kekalahan, menunjukkan adanya masalah serius dalam menemukan keseimbangan tim asuhan Antonio Conte.
Capello menyoroti beberapa aspek yang menjadi penyebab krisis konsistensi ini. “Kehilangan (Rasmus) Hojlund merupakan masalah besar, begitu pula absennya (Amir) Rrahmani dan (Stanislav) Lobotka,” ucap Capello dikutip dari Football Italia. “Sulit menemukan keseimbangan yang tepat tanpa poros tengah. Namun, itu bukan satu-satunya masalah Conte.”
Dilema Taktis Dua Gelandang Nomor Satu
McTominay, yang bersinar cemerlang di musim sebelumnya, dan De Bruyne, yang didatangkan untuk membawa kualitas kreator kelas dunia, seharusnya menjadi tumpuan baru Napoli dalam membangun permainan dari lini tengah. Keduanya sama-sama memiliki visi dan kemampuan distribusi bola yang baik. Namun, Capello melihat kolaborasi mereka belum sepenuhnya positif bagi tim.
“Di lini tengah, semakin lama waktu berlalu, semakin saya merasa kerja sama antara De Bruyne dan McTominay sulit untuk diimplementasikan,” ujar Capello.
Capello lantas menarik perbandingan historis yang pernah menghantui Timnas Inggris: kutukan Gerrard-Lampard.
“McTominay dan De Bruyne mengingatkan saya pada Gerrard dan Lampard di tim Inggris saya,” kata Capello. “Mereka adalah dua pemain nomor satu, dan semua orang iri pada kami. Namun pada akhirnya, mereka saling menginjak satu sama lain.”
Menghindari Tumpang Tindih Peran
Peringatan Capello ini mengacu pada kenyataan bahwa McTominay, yang pada musim sebelumnya sering menjadi motor serangan dan penyerang dari lini kedua, kini harus berbagi ruang dengan De Bruyne, maestro kreativitas yang juga membutuhkan kebebasan bergerak di area sentral. Kedua pemain ini memiliki kecenderungan untuk beroperasi di area yang sama, menciptakan tumpang tindih peran dan mengganggu struktur pertahanan dan serangan tim.
Menurut laporan media Italia, McTominay bahkan harus digeser ke posisi yang lebih melebar di bawah Conte, mengubah peran naturalnya untuk mengakomodasi kehadiran KDB.
Capello menekankan bahwa tugas terbesar Antonio Conte saat ini adalah menemukan sistem taktis yang memungkinkan kedua bintang ini bersinar tanpa saling meniadakan. Kehadiran McTominay dan De Bruyne adalah anugerah, tetapi jika Conte gagal memecahkan dilema taktis ini, kualitas individu mereka bisa menjadi bumerang, mengulangi nasib dua gelandang legendaris Inggris yang tak pernah maksimal saat dipasangkan bersama.
