Gagal ke Piala Asia 2026: Pelajaran Berharga bagi Timnas Putri Indonesia di Bawah Asuhan Satoru Mochizuki

Gagal ke Piala Asia 2026: Pelajaran Berharga bagi Timnas Putri Indonesia di Bawah Asuhan Satoru Mochizuki

Piala Asia 2026 Gagal – Langkah Timnas Putri Indonesia untuk lolos ke Piala Asia Putri 2026 harus terhenti. Kekalahan tipis 1-2 dari Taiwan terjadi dalam laga ketiga Grup D Kualifikasi Piala Asia Putri 2026.
Pertandingan tersebut berlangsung pada Sabtu (5/7/2025) di Indomilk Arena, Tangerang, dan menjadi penentu nasib tim.
Hasil ini menempatkan Garuda Pertiwi di posisi ketiga klasemen akhir Grup D dengan total tiga poin.
Sementara itu, Taiwan berhak melaju ke Australia tahun depan sebagai pemuncak grup dengan sembilan poin sempurna.

Baca Juga : Sejarah Baru Piala Dunia 2026: 48 Negara Bertarung, Peluang Emas untuk Asia!

Meskipun hasil ini mengecewakan, Pelatih Timnas Putri Indonesia, Satoru Mochizuki, tetap mengambil sisi positif.
Ia melihat banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik oleh timnya dari partisipasi di ajang kualifikasi ini.

Piala Asia 2026 Gagal Tantangan Mentalitas untuk Bangkit

Salah satu sorotan utama Mochizuki adalah mentalitas tim untuk bangkit dari posisi tertinggal. Dalam pertandingan melawan Pakistan dan Taiwan, Garuda Pertiwi kesulitan membalikkan keadaan setelah lawan unggul di 20 menit awal laga.

“Memang pada saat di pertandingan ketika kita kebobolan di awal dengan cepat itu yang susah untuk bisa balik lagi. Jadi itu mungkin salah satu faktor terbesar yang memengaruhi mentalitas para pemain,” ucap Satoru Mochizuki dalam konferensi pers usai pertandingan.

Pelatih asal Jepang itu menambahkan bahwa ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi timnya. “Berarti masih jadi PR buat kita apakah memang kita harus bisa terus menjaga mentalitas kita dalam pertandingan apa pun atau mentalitas di mana saat kita ketinggalan kita bisa membalikkan keadaan,” jelasnya.

Selain aspek mental, Mochizuki juga kembali menekankan pentingnya dasar-dasar sepak bola. “Jadi bukan hanya mental saja yang berpengaruh di sana tetapi juga pastinya balik lagi ke prinsip dasar sepak bola yaitu passing, kontrol, support, dan bermain mengarah ke gawang lawan,” tutur Mochizuki, mengisyaratkan bahwa perbaikan fundamental juga menjadi fokus ke depan.

Gol Harapan dan Perlawanan Garuda Pertiwi

Dalam pertandingan krusial melawan Taiwan, Timnas Putri Indonesia sempat menerbitkan asa lewat gol tunggal yang dicetak oleh Helsya Maeisyaroh di menit ke-48. Namun, gol sontekan kaki kanan Su Yu-Hsuan (20′) dan sepakan jarak jauh Liu Yu-Chiao (75′) memastikan kemenangan bagi Taiwan.

Penyerang Timnas Putri Indonesia, Helsya Maeisyaroh, juga mengakui bahwa ia mendapatkan banyak pelajaran dari keterlibatannya di Kualifikasi Piala Asia Putri 2026. “Untuk saya sendiri pastinya banyak. Karena kita juga tahu kan banyak orang yang anggap remeh atau banyak orang yang bilang kita susah atau kita bakal kalah banyak sama Taiwan,” katanya.

Helsya juga menyinggung soal semangat perlawanan yang ditunjukkan Garuda Pertiwi, terutama di pertandingan terakhir. “Tapi ya itu balik lagi biasanya memang kalau pertandingan terakhir itu ada muncul rasa semangat juga,” ucapnya. Perlawanan ini patut diapresiasi, mengingat dalam dua pertemuan terkini sebelumnya dengan Taiwan – yakni di Asian Games Jakarta-Palembang 2018 dan Kualifikasi Olimpiade Paris 2024 pada 2023 silam – Timnas Putri Indonesia selalu menelan kekalahan telak 0-4. Kekalahan 1-2 ini menunjukkan adanya peningkatan performa dan daya juang tim.